A. PENGERTIAN DAN
TUJUAN DARI POLITIK LUAR NEGRI INDONESIA(POLITIK BEBAS AKTIF)
31 Des
-PENGERTIAN
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian dari POLITIK BEBAS
AKTIF REPUBLIK INDONESIA
1.A.W WIJAYA merumuskan
Bebas berarti tdk terikat oleh suatu ideology/ oleh siapapun/ apapun. Aktif
artinya dg sumbangan realistis giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan
kerjasama Internasional dg menghormati kedaulatan Negara lain.
2.Mochtar Kusumaatja merumuskan bebas aktif sbg berikut:
Bebas: Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya
tidak sesuai dg kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila.
Aktif: Di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negrinya Indonesia
tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian Internasionalnya melainkan
bersifat aktif.
3.B.A. Urbani menguraikan pengertian bebas aktif sbg berikut:
Berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat
sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan Internasional sesuai dengan nilainya
masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok.
-TUJUAN
Di dalam dokumen yg berhasil disusun oleh pemerintah yang di dalam rencana
strategi politik luar negri Indonesia(1984-1989) antara lain dinyatakan bahwa
politik luar negri suatu Negara hakekatnya merupakan salah 1 sarana untuk
mencapai kepentingan nasional. Sedangkan di Indonesia, jika dicermati, rumus
pokok kepentingan nasional itu dapat dicari dalam Alenia IV PEMBUKAAN UUD 1945,
yaitu bahwa bangsa Indonesia diamanatkan untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang menyenggelarakan 4 fungsi sbg berikut:
1.Fungsi HANKAM
2.FUNGSI EKONOMI
3.FUNGSI SOSIAL
4. FUNGSI POLITIK
Landasan Hukum Politik Luar Negeri Indonesia
Politik luar negeri Indonesia
memiliki tiga landasan hukum, yakni landasaan idiil, landasan konstitusional,
dan landasan operasional. Berikut selengkapnya:
Landasan Idiil
Landasan
idiil politik luar negeri Indonesia adalah Pancasila, terutama sila kedua “Kemanusiaan
yang adil dan beradab” karena pandangan Indonesia yang menolak adanya
penindasan manusia atas manusia atau pengisapan oleh negara lain.
Landasan Konstitusional
1. Pembukaan UUD 1945
- Alinea I, "bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan"
- Alinea IV, "...Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial..."
2. UUD 1945 pasal 11 ayat 1, "Presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat perjanjian, dan perdamaian dengan negara lain".
3. UUD 1945 pasal 13 ayat:
- ayat (1): Presiden mengangkat duta dan konsul
- ayat (2) Dalam hal mengangkat duta, presiden memperhatikan pertimbangan DPR
- ayat (3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Landasan Operasional
1. Undang-undang nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri
2. Undang-undang nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
3. Undang-undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional
4. Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
5. PP nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
6. Perpres nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
7. Keputusan Presiden nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan RI di luar negeri
8. Keputusan Menteri Luar Negeri nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2004 tentang Tata Kerja Perwakilan RI di Luar Negeri
2. Undang-undang nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
3. Undang-undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional
4. Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
5. PP nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
6. Perpres nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
7. Keputusan Presiden nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan RI di luar negeri
8. Keputusan Menteri Luar Negeri nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2004 tentang Tata Kerja Perwakilan RI di Luar Negeri
Sifat-Sifat Politik Luar Negeri Indonesia
1. Bebas
Aktif
2. Demokratis
3. Anti kolonialisme
4. Mengabdi pada kepentingan nasionalisme
2. Demokratis
3. Anti kolonialisme
4. Mengabdi pada kepentingan nasionalisme
Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia
1. Berorientasi pada kepentingan nasional
2. Indonesia menjalankan politik damai
3. Menolak penjajahan dalam bentuk apapun
4. Meningkatkan kemandirian bangsa
5. Memperkuat hukum internasional dan organisasi internasional
2. Indonesia menjalankan politik damai
3. Menolak penjajahan dalam bentuk apapun
4. Meningkatkan kemandirian bangsa
5. Memperkuat hukum internasional dan organisasi internasional
.
Arti Politik Luar Negeri Politik luar negeri merupakan perpaduan dari
tujuan atau kepentingan nasional dengan power dan kapabilitas (kemampuan).
Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang di gunakan oleh suatu
negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik
luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh negara dalam hubungannya
dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan proses
pembuatan keputusan untukmengikuti pilihan jalan tertentu. Menurut buku Rencana
Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1988),
politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang diambil oleh
pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha
untuk mencapai tujuan nasional”. Melalui politik luar negeri, pemerintah
memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa”.
Tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional.
Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan
keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor
nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai
faktor eksternal. Demokrasi yang mati di dalam negeri kemudian mendorong
kekuatan rakyat untuk akhirnya berontak terhadap rezim Soeharto. Pada tahun
1998, Soeharto kemudian mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik
Indonesia
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Terhadap Bangsa Indonesia
Bagaikan dua sisi mata
uang koin, globalisasi tidak hanya memberikan dampak positif bagi bangsa
Indonesia tetapi bisa juga memberikan dampak yang negatif. Untuk itu, sebagai
bagian dari bangsa yang besar ini kita harus bisa memanfaatkan dampak
positifnya seoptimal mungkin dan meminimalisir atau buanglah jauh-jauh dampak
negatifnya. Hal tersebut semata-mata demi kepentingan bangsa ini agar semakin
baik kedepannya. Dan inilah dampak positif dan negatif globalisasi
kepada bangsa Indonesia.
Dampak Positif
Globalisasi
- Keterbukaan Informasi
Globalisasi membuat akses
terhadap informasi semakin terbuka lebar, masyarakat bisa mendapatkan berbagai
informasi dari banyak media, seperti televisi, internet, sosial media, dan
lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin terbuka, cerdas dan berpikir kritis.
Ini merupakan salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari globalisasi
terhadap bangsa Indonesia.
- Komunikasi Semakin
Mudah dan Cepat
Dulu mungkin orang tua
kita membutuhkan waktu lama (berhari-hari) untuk berkomunikasi dengan temannya
yang berada dinegara lain melalui media komunikasi konvensional surat menyurat.
Tetapi saat ini era tersebut sudah usang, masyarakat lebih menyukai menggunakan
media komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan telepon, internet dan sosial
media
- Berkembangnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Dampak positif dari
globalisasi lainnya adalah semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
di Indonesia. Globalisasi memungkinkan orang-orang yang pintar Indonesia
menuntut ilmu diluar negeri seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika
sudah selesai diharapkan mereka-mereka itu bisa menerapkan dan mengaplikasikan
ilmunya di Indonesia.
- Perekonomian Indonesia
Semakin Menggeliat
Globalisasi membuat laju
perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat. Hal tersebut bisa terlihat dari neraca
perdagangan kita yang terbilang baik karena nilai ekspor dan impornya relatif
seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu dilirik oleh dunia internasional
sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor pertambangan,
pertanian dan industri tekstil.
- Meningkatnya Taraf
Hidup Masyarakat
Dunia yang tanpa batas
saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha meningkatkan taraf hidupnya dan
juga keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang bekerja diluar negeri
untuk membiayai kebutuhan keluarganya didalam negeri. Meskipun demikian, sudah
seharusnya era globalisasi ini diimbangi dengan manusia yang berpendidikan dan
berkarakter.
Dampak Negatif
Globalisasi
- Informasi Tak
Terkendali
Globalisasi tidak hanya
memberikan berjuta manfaat untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak
negatifnya, salah satunya adalah arus informasi yang tak terkendali. Tidak
semua informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi yang tidak baik dan
tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi ini
harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.
- Westernisasi
(kebarat-baratan)
Dampak negatif
globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya
maka buanglah jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang hype
di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan
budaya asli Indonesia itu sendiri.
- Sikap Individualiasme
Saat ini, kita memerlukan
bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah aktifitas kita dan kita merasa
tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang menyebabkan manusia semakin
individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk sosial.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang cenderung
individualistis.
- Kesenjangan sosial
semakin besar
Sudah menjadi rahasia
bersama jika gap antara orang miskin dan orang kaya dinegeri ini
sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka peluang untuk orang-orang yang
berpendidikan, sedangkan disatu sisi lagi globalisasi membuat orang-orang kecil
semakin sulit bertahan hidup. Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di
Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.
- Pola Hidup Konsumtif
Dampak negatif dari
globalisasi lainnya adalah meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat
Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja
produk-produk yang kita inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses
dalam berbelanja dan menbanjirnya produk-produk branded menyebabkan
pola hidup konsumtif semakin merajalela.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus